no plagiat
no copas
follow : @idiotahhh
"Cinta pertama ku adalah kamu dan cinta terakhirku harus kamu. Aku di sini menunggu mu"
#BTSCAST
#NAMJIN
NAMJOON X SEOKJIN
Rate : T [maybe/?]
Nb : play '2ne1-Gotta be You' ^_^
.
.
Don't like don't read guys.
(sebenernya ini 2chapter /plok ;;-;; )
.
.
.
Jin
terdiam menatap keluar melalui jendela yang memenjaranya. Teralis
dingin di genggamnya. Memandang keluar dengan tatapan sedih.
Pepohonan
bergoyang dan berbisik seolah mengasihani hidupnya. Awan membebaskan
matahari,sehingga matahari mampu menerangi hamparan pohon dan mampu
membawa pergi ke sejukkan hidup dari seorang seok jin.
Tak ada
udara bahkan hujan yang mampu memadamkan dan memperbaiki kebahagiaan kim
seok jin yang telah terbakar oleh api kebodohan ... atau cinta?
Mencintai seseorang terkadang membuatmu seperti berada di dalam sebuah penjara.
"Hyung" panggil seseorang dan jin hanya diam menanggapinya.
"Hyung. Berhenti melakukan hal bodoh" lanjutnya dan seokjin hanya terdiam.
"Dia
tidak mencintaimu. Berhenti membuat dirimu terluka. Berhenti membuat
dirimu semakin terluka hyung." Ujarnya lagi dan jin masih terdiam,namun
sekarang dia sudah berbalik menatap lawan bicaranya.
"Hyung.
Hubungan kalian terlihat seperti kau adalah boneka. Terlihat seperti kau
tersakiti" jin tersenyum mendengar penuturan dari lawan bicaranya
tersebut.
"Hyung. Dia tidak mencintaimu" jin masih setia tersenyum.
"Jungkook.. dia memang tak mencintaiku. Tapi, dia ... menginginkanku"
Lidah seokjin mendadak kelu saat mengucapkan perkataan itu,tersenyum sedih dan menyakitkan.
Bisakan pisau menunjukkan seberapa besar rasa sakit yang di rasakannya? Bisa kah?
"Berhenti
mencoba tersenyum bodoh hyung. Kau akan semakin membuat dirimu jauh
lebih terluka." Jungkook sang lawan bicara seokjin tadi mulai geram.
"Biarkan
semua terbungkus rapih dengan kebahagiaan kookie,walau di dalamnya
terdapat sebuah kepahitan yang sangat mendalam. Biarkan dia tidak
membuka bungkus itu dan melihat atau bahkan merasakan kepahitan itu"
ujar jin dan kembali menatap keluar.
"Kau bahagia hyung? Kau bahagia hidup dalam kebohongan?" Kaget jungkook.
Seokjin hanya tersenyum getir menatap pemandangan di hadapannya.
"Berhenti memperdulikannya hyung. Jauhi dia. Hiduplah-"
"Bahagia?"
Ucapan jungkook di putus oleh jin.
Mereka terdiam.
"Bagaimana aku bisa bahagia tanpa ada orang yang aku cintai kook?" Tanya jin heran.
"Apa kau bahagia hyung?" Balas jungkook dan jin hanya mengangguk ragu.
"Bahkan
untuk menjawab hal mudah saja kau masih ragu untuk menyatakan kau
BAHAGIA atau TERLUKA?" Penuh penekanan yang di berikan membuat jin
terdiam.
Mengingat semua yang terjadi membuatnya hanya dapat tersenyum getir.
~ #FlashBack
Jam menunjukkan pukul 2pagi,seokjin tengah tertidur pulas di atas kasurnya.
Drrrtttt
Handphonenya bergetar menandakan telfon masuk.
Terganggu dan berakhir akan terpaksa mengangkat telfon itu. kim seok jin menatap layar handphonenya.
'Namjoon'
Segera dia angkat panggilan itu.
''Hyung''
"Ne?" Sahut jin setengah sadar.
''Kemarilah hyung''
"Untuk apa?" Jin mengusap matanya.
''Temani aku''
"Dia tidak menemanimu? Kenapa tidak dia saja?" Tanya seokjin sedikit miris.
''Aku menginginkanmu hyung''
"Baiklah aku akan kesana. 10 menit lagi aku sampai"
Jin bangun dari kasurnya dan dia hanya menggunakan sebuah baju tidur berwarna soft pink.
Mencuci
muka dan Berganti baju,jin menggunakan sebuah kaos pink panjang dan
celana pendek yang tertutupi oleh kaos miliknya yang menutupi hampir
setengah pahanya.
Memakai sepatu adidas miliknya yang berwarna softpink-pink dan memeluk sebuah boneka beruang berwarna senada.
Jin keluar dari kamarnya dan menguncinya,lalu berjalan kesebuah kamar yang berada di sebrang kamarnya.
Melewati 2 kamar dan berdiri di kamar bernomor 409.
Mengetuknya perlahan dengan tetap memeluk teddy miliknya.
Tak lama Pintu terbuka dan menunjukkan sang pemilik kamar yang 10 menit yang lalu menelfonnya.
"Masuk hyung"
Jin hanya menangguk dan masuk ke dalam.
Melepas sepatunya dan masuk menuju sebuah ruangan.
"Hyung"
"Ne ?" Jin duduk di sebuah bangku dan menatap namjoon dengan tatapan menggemaskan.
"Aku menginginkanmu"
"Kemarilah"
Jin menaruh teddy miliknya menjauh saat namjoon mulai mendekatinya.
Namjoon duduk tepat di sebelah seokjin dan meraih pinggang seokjin lalu menuntun agar duduk di atas pangkuannya.
Jin duduk di atas pangkuan namjoon dan menghadap namjoon.
"Aku sangat lapar malam ini dan aku menginginkanmu hyung"
Detik
berikutnya adalah bibir seokjin yang tengah di 'makan' oleh namjoon dan
tangan namjoon yang tengah bermain di balik bajunya.
Jangan lupakan desahan juga erangan yang di keluarkan seokjin.
Namjoon menidurkan seokjin,sehingga seokjin berada di bawahnya. Mengangkat paha seokjin agar kakinya melingkar pada pinggangnya.
"Bercinta di atas sofa tak masalahkan hyung?" Tanya namjoon senduktif dan mulai membuka pakaian seokjin.
~ #FlashBackEnd
"Katakan hyung. Kau BAHAGIA atau TERLUKA?" Tanya jungkook untuk ke dua kalinya.
Tertarik kembali kedunia nyata,bahwa namjoon hanya ingin memilikinya.. tanpa cinta.
"Sudahlah kook. Aku tak apa" jawab jin dengan senyum lembutnya.
"Hyung.. dia akan pergi" taehyung tiba-tiba saja muncul di belakang jungkook.
"Dia ... akan menikah"
Jungkook dan seokjin membeku.
Semburan larva membunuh apapun yang berada di sekelilingnya. Senyuman mentari kini tak berarti.
Bahkan ombak yang akan melahap para perselancarpun kini surut.
Tuhan mencabut seluruh kebahagiannya karna kebodohannya.
"Dia akan menikah. Dengan-"
"Suga hyung?" Lanjut jungkook dan taehyung hanya dapat mengangguk.
Kali ini harus bertahan walau berlindung di balik duri yang bagaikan pisau bermata dua.
Dapat membunuhnya juga dapat melindunginya.
"Haruskah?" Lirih jin
"Hyung..." jungkook menatap jin prihatin.
"Kau harus hyung. Kau mencintainya bukan?" Ujar taehyung.
"Sudah
ku bilang hyung. Kau takkan sanggup sampai akhir. Kalau namjoon hyung
tak bisa melepas salah satu dari kalian,maka salah satu dari kalian yang
harus melepaskan diri" lanjutnya.
"Baiklah.Aku akan mundur" Ujar jin sendu.
"Aku akan mengambil pekerjaanku di amerika"
Keheningan beberapa saat menciptakan alur kesedihan yang semakin menjadi.
"Hyung.. kau tak apa?" Tanya taehyung khawatir.
"Aku
tak apa. Ah sebentar lagi namjoon pulang. Aku harus membuatkannya makan
malam untuknya nanti." Jin keluar melewati kedua adiknya.
~ #Flashback
"Jin hyung, kau pernah merasakan jatuh cinta?" Tanya namjoon dan memeluk pinggang seokjin.
Mereka masih terbaring di atas kasur dengan selimut yang menutupi tubuh naked mereka.
"Tidak tahu. Kau?" Seokjin membiarkan namjoon memeluknya dan menariknya mendekat.
"Kurasa aku sedang jatuh cinta hyung. Kau tau suga? Kurasa aku jatuh cinta denganya"
.. DEG ..
Degub jantung seolah berhenti,ikut merespon sebuah rasa sakit yang menjalar di hati. Seokjin hanya mengangguk.
~ #FlashbackEnd
SeokJin membuka kulkas milik namjoon dan mulai memasakkan makanan untuknya.
Tak lama namjoon pulang dan mencium bau lezat dari masakkan milik seokjin.
"Aku pulang..
Hmmm ini lezat sekali. Aromanya sangat membuatku lapar. Hyung. Kau masak apa?"
Seokjin menatap namjoon yang berlari kearahnya.
"Berhenti bertindak seperti anak kecil" ujar jin dan menaruh semangkuk nasi di hadapan namjoon.
"Thanks hyung" namjoon menghiraukan ucapan jin dan mulai dengan lahap memakannya.
"Hyung" sapa namjoon saat mereka tengah duduk bersantai di depan televisi.
"Ne?" Sahut jin acuh.
"Kenapa kau lebih diam hari ini?" Tanya namjoon dan memeluk pinggang seokjin dari samping.
"Padahal aku ingin memberi tahumu kabar gembira" lanjut namjoon.
"Apa ?" Heran seokjin menatap namjoon.
"Aku akan segera menikah dengan suga beberapa minggu lagi" jawab namjoon cepat dengan senyumnya.
"Begitu ya.." jin hanya mampu tersenyum tipis.
"Aku akan pergi lusa" lanjut jin.
"Tunggu. Kau akan pergi kemana hyung?" Namjoon menatap seokjin serius.
"Amerika. Aku akan mengambil pekerjaanku di sana"
Hening...
~ #FlashBack
"Hyung. Kau akan mengambil penawaran dari ayahmu untuk bekerja di amerika?" Tanya namjoon yang tengah menyantap makan malamnya.
"Tidak." Jawab jin singkat dan melanjutkan acara makan malamnya.
"Kenapa hyung? Bukankah itu penawaran bagus?" Tanya namjoon lagi.
"Karna
aku ingin di sini. Membuatkanmu makan. Menemanimu. Bermain Bersama
jungkook,dan taehyung." Jawab jin dengan senyumnya membuat namjoon ikut
tersenyum.
Bila ku katakan sebuah senyuman dapat membuat
seseorang ikut tersenyum,apakah tangisan dapat membuat seseorang ikut
menangis atau malah tersenyum?
~ #FlashBackEnd
"Kau..
sudah tak mau di sini hyung? Tak mau bersama ku? Membuatkanku makanan?
Bermain bersama taehyung dan jungkook?" Tanya namjoon tak percaya. Jin
terdiam.
"Kau.... tidak menyayangiku lagi hyung?" Namjoon menatap seokjin dalam.
"Jangan berucap konyol nam" jawab seokjin dan mengalihkan pandangannya.
"Lalu apa hyung? Katakan" kini suara namjoon menjadi dingin.
"Tak ada. Aku hanya ingin bekerja" jin menyenderkan tubuhnya pada sofa dan mencoba rilex.
"Kau berbohong hyung" geram namjoon.
"Aku memang berbohong. Berbohong atas segalanya." Lirih seokjin.
"Jujurlah hyung. Katakan kejujuranmu" namjoon kini menggunakan nada bicara yang sangat serius dan menatap seokjin tajam.
"Baiklah." Jin menegakkan tubuhnya kembali lalu menatap namjoon.
Menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
"Kejujuranku adalah... aku pernah merasakan cinta,aku pernah merasakan jatuh cinta. Dan itu ...... denganmu" jin tersenyum samar
"Kejujuranku adalah Aku ingin melupakanmu dan membiarkanmu dengan suga" Jin menatap namjoon dengan kesedihan di matanya.
"Kejujuranku
adalah aku terlalu mencintaimu sehingga aku tak dapat melupakanmu
dengan mudah jika aku masih berada di sekitarmu." Kali ini seokjin
tersenyum namun dengan mata yang menangis.
"Kejujuranku adalah kau yang menyebabkanku lebih diam hari ini." Air mata menetes perlahan.
"Kejujuranku
adalah aku ingin menghapusmu tapi aku selalu menggambarmu di dalam
hatiku" Dan pada akhirnya Airmata mengalir deras dari pelupuk mata
seokjin. Isak tangis mulai terdengar.
"Kejujuranku adalah Aku
benci melihat diriku yang masih belum berakhir. Aku mencoba untuk
melupakan tapi aku tidak bisa,setiap hari ini harus mendapatkan mu Dan
kejujuranku adalah... setiap aku ingin menutup semua rapat rapat,rasa
cintaku menghentikannya. Dan aku memutuskan untuk menjauh sejauh aku
bisa" lanjut jin dan pergi meninggalkan namjoon yang tercengang.
"Kejujuranku adalah... aku terlalu bodoh untuk merasakan cintamu hyung. Mian".
.
.
Jin menyeret koper dan menggendong tas ransel miliknya di dalam sebuah bandara.
"Baiklah. Aku pergi dulu. Taehyung,jungkook. Jaga diri kalian baik baik dan ingat satu hal-"
"Makan
makanan yang sehat,tidur teratur dan tidak lupa menghubungimu setiap
dua hari sekali." Lanjut taehyung dan jungkook bersamaan.
"Yayaya hyung aku sudah hapal" malas taehyung.
"Kau sudah mengulang itu lebih dari 10 kali" dengus jungkook sementara seokjin hanya tertawa ringan.
"Baiklah. Sampai jumpa" jin melambaikan tangannya dan berbalik,bersiap akan menuju pesawatnya.
GRAP
"Hyung."
Seokjin berbalik dan menemukan namjoon di hadapannya tengah menahan lengannya.
"Nam-"
Ucapan jin terputus karna namjoon mencium bibirnya lembut. Seokjin dengan segera menjauh dari namjoon.
"Apa yang kau lakukan?" Kaget seokjin.
"Namjoon.
Kalau kau terus seperti ini... sejauh apapun aku pergi,aku takkan dapat
melepasmu" frustasi seokjin dan mengusap wajahnya gusar.
"Aku tahu ini sudah sangat terlambat hyung. Kejujuranku adalah... aku -"
"Apapun yang kau katakan... itu takkan mampu merubah apapun,namjoon" potong seokjin dan meninggalkan namjoon yang terdiam.
"Aku... mencintaimu dan aku telah membatalkan pernikahanku hyung" ujar namjoon lirih.
"Kejarlah dia hyung" jungkook dan taehyung tiba-tiba saja berada di belakang namjoon dan menepuk pundaknya memberikan semangat.
Namjoon segera mengejar seokjin dan menahannya kembali.
"Hyung
dengar.. Aku terlalu takut untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku
memutuskan untuk mencintai suga namun tetap tak bisa,terlebih saat kau
berkata bahwa kau juga mencintaiku."
Jin terdiam dan menatap namjoon dalam.
"aku
mencintaimu hyung,hanya kamu. kumohon percaya padaku." Namjoon balik
menatapnya dengan tatapan tanpa keraguan dan kebohongan,hanya ada cinta
dan kepastian di dalamnya.
~ #flash_back
Saat namjoon tengah membuat lagu di sebuah perpustakaan,tiba-tiba saja sosok namja manis datang menghampirinya.
"Namjoon hyung" panggilnya.
Namjoon mengangkat kepalanya dan menatap sosok itu.
"Hyung.. aku.. aku menyukaimu. Kau tahu itu. Tapi kenapa? Kenapa kau tak pernah melihatku?" Tanya sosok itu
"Aku...." namjoon terdiam dan tak dapat menjawabnya.
"Hyung. Aku mencintaimu. Kumohon lihatlah aku hyung. untuk kali ini saja.." sosok itu menitihkan airmatanya.
"Suga.. mian"
Dan sosok itu pergi meninggalkannya.
"Aku..... aku hanya mencintainya. Apa yang harus aku lakukan?"
~ #FlashBack_end
"Baiklah,Kalau begitu.. aku menunggumu di Amerika. Datanglah ketika kau sudah bukan seorang penakut lagi" jin tersenyum.
"Cintaku
dimulai denganmu hyung dan berakhir harus denganmu" namjoon mencium
bibir jin sekilas lalu tersenyum. Jin berbalik dan berjalan
menjauh,namjoon melambai lalu berteriak.
"Suatu saat nanti aku akan datang dan langsung menikahimu hyung. Lihat saja"
Sementara jin menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik shall yang dia kenakan.
"Jangan
katakan selamat tinggal hyung. Karna aku akan datang padamu suatu saat
nanti. Aku berjanji padamu" lirih namjoon dengan senyumnya.
~2 Tahun Kemudian~
Seokjin masuk kedalam sebuah ruang kerja khusus miliknya,namun ruang kerja miliknya telah bertaburan kelopak mawar.
Mengikuti arah kelopak itu dan berhenti di sebuah pohon.
Tak lama sosok lelaki tampan dan gagah keluar dari balik pohon itu.
"Namjoon" lirih seokjin,tubuhnya membeku.
"Apa kabar princess? Kau masih mengingatku?" Tanya namjoon dan mengerlingkan sebelah matanya.
"Mana mungkin aku melupakanmu" seokjin menutup wajahnya dan terisak.
"Cinta pertama ku adalah kamu dan cinta terakhirku harus kamu. Aku di sini menunggu mu" isakkan itu semakin terdengar.
"Aku bukanlah seorang penakut lagi hyung,aku di sini untuk mu" namjoon memeluk seokjin erat.
"Kenapa sangat lama?" Tanya seokjin dan membalas pelukan namjoon.
"Aku
berjuang untuk menjadi sukses agar nanti kau tidak di sibukkan dengan
pekerjaan dan fokus mengurus anak-anak kita" jawab namjoon.
"Anak?" Heran seokjin
"Ya anak. Will u marry me?
Kau
adalah sosok yang sangat aku cintai,aku tak mau kejadian waktu itu
terulang. Aku tak mau kehilanganmu." Namjoon berlutut di hadapan seokjin
dan mencium punggung tangan seokjin.
"Realitas tanpa mu begitu kejam" jawab seokjin.
"Jadi?" Namjoon menatap seokjin heran.
"Aku
menerimamu" sebuah senyum tulus terpasang di bibir kedua pasangan yang
baru saja menyelesaikan sebuah lukisan cinta antara mereka.
"Terimakasih hyung.. terimakasih"
Mereka
saling berpelukkan. Meluapkan rasa rindu mereka sekaligus menyampaikan
bahwa di antara mereka ada sebuah ikattan yang sangat kuat dan ikattan
itu bernama cinta.
"Pertemuan kita adalah takdir" seokjin tersenyum bahagia.
"Semua
yang kita lalui adalah sebuah cerita yang akan selamanya tercantum
dalam buku cinta kita" namjoon melonggarkan pelukkan mereka dan mencium
kening seokjin.
Hembusan angin mengibaskan lembaran kertas cinta. Menghamburkan kelopak mawar merah.
Tanah bertabur berlian,mengkilap dan berkilau. membuat siapapun menginginkannya.
Tersembunyi di balik sebuah batu dan berlindung padanya.
Jatuh dan bangkit.
Apapun
itu... percayalah, cinta sejati akan terus berada di akhir cerita dan
akan terus menopang,mengejar dan melindungimu apapun keadaannya.
.
.
.
The end.