Kamis, 10 Desember 2015

I love him too . drarry


I love him too…
#drarry #Blockbustt #yaoi
wattpad : blockbustt << for more fanfic
or
https://www.facebook.com/FanfictionMe.gokil/?ref=bookmarks


CHAPTER 1
HAPPY READING ….
.
.
    Tentang bagaimana harry memandang draco hanya sebuah topeng yang harus di pertahankan, ketika kau memutuskan untuk mengubah setatus musuh menjadi teman atau sebaliknya,maka kau harus dapat menerima masa lampau saat kau masih menjadi teman ataupun musuhnya.

Sekuat apapun kau mengelak dan berfikir bahwa kau bermain di bawah sebuah delusi,takdir tidak akan diam saja melihat bagaimana pemiliknya meragukannya.
walau akan berakhir dengan sebuah penghianatan. Takdir tetaplah takdir sebuah kejadian mutlak yang di tulis tuhan dan mau tak mau kejadian itu akan terjadi cepat atau lambat. Kau mungkin dapat mengubah jalan takdir namun takkan mampu mengubah hasil dari takdir itu sendiri.

Harry potter, lelaki itu terus saja memandang teman sebangkunya hermionie gragger yang tengah memperhatikan seseorang…. Draco malfoy.
musuh besar dari harry potter itu sendiri.

setiap orang yang melihat mereka akan berfikir bahwa terjadi sebuah cinta segitiga di antara mereka,dan mereka berfikir bahwa potter menyukai gadis berambut coklat curly itu. Sehingga aura menegangkan tak mampu tertahan.
wasley menghela nafasnya dan untuk kesekian kalinya dia menghela nafasnya berat sambil memperhatikan harry,hermionie,draco dan terus begitu sampai draco merasa di perhatikan dan menatap kepada potter- tidak seharusnya dia menatap kepada gadis berambut coklat itu bukan kepada potter yang sedari tadi tidak memperhatikannya namun dia memperhatikan gadis berambut coklat itu!
demi celana dalam merlin!! Sebuah seringai mengerikan terlihat pada bibir malfoy!

“kurasa kali ini akan ada pernyataan perang dari harry itu sendiri” ujar seseorang lirih dengan nada mengejek berasal dari slyterin.
Oke, hentikan semua ini. Semua ini membosankan dan harry sangat muak dengan keadaan seperti ini. Sial sangat sial anak seperti mereka harus merasakan yang namanya jatuh cinta pada pendangan pertama.
‘Bullshit. Bullshit cinta itu buta.’ Batin harry.
dengan segera harry potter meninggalkan aula itu menyisakan sebuah tatapan tanda tanya dari pada murid dan tatapan meremehkan dari seorang draco malfoy.
Ron yang sedari tadi tidak menyantap makanannya dengan benarpun ikut bersama harry keluar dari aula itu meninggalkan gadis berambut coklat panjang itu sendirian dengan pandangan terheran-heran.
.
.
.
.
“hi mate” sapa ron saat mereka tengah berada di dalam kamar dan ya tentu hanya ada mereka karena anak-anak yang lain masih menyantap makanannya dengan penuh hikmah.
tak ada sahutan dari harry membuat ron menghampiri pria manis itu.
“mate,apa kau memikirkan apa yang aku fikirkan?”tanya ron lagi
“ron,entah sejak kapan otak idiotmu berubah menjadi sebuah otak yang layak untuk di pakai. Tapi aku setuju denganmu aku merasa ada yang aneh dari wanita itu.” Jawab harry dengan wajah innocentnya membuat ron yang saat itu ingin mengutuknya menjadi hewan buruk rupa itu mengurungkan niatnya melihat wajah manis teman sekamarnya.
“bloodyhell potter kau menghinaku dengan wajah seperti itu! Kau itu berniat aku kutuk atau aku perkosa sih?” celoteh ron asal dan mengacak surai merahnya itu membuatnya lebih terlihat berantakan.
“kurasa kau sangat mesum ron.” Malas harry potter dengan memutar bola matanya.
“dan aku baru tahu bahwa kau gay ron?” sambung potter yang di balas geraman kesal dari ron.
“aku juga baru tahu bahwa otak idiotku berpindah padamu potter!” kesal ron lagi dan lagi mengacak surainya lagi.
hanya terdengar kekehan harry potter sebelum teman-temannya masuk satu-persatu untuk tidur.
.
.
Harry merasa terganggu dari tidurnya saat mentari menyapa wajahnya dengan lembut seakan tak mau merusak lukisan indah tuhan itu.
mengambil kacamatanya dan menatap sekelilingnya.
“pagi,mate!” seru ron semangat membuat potter sedikit tergelonjak dibuatnya.
“sial kau,aku nyaris mengutukmu menjadi setengah babi ron!” kesal potter
“hey ayolah ini masih pagi” rayu sosok berambut merah itu dengan senyum bodohnya.
“bagaimana kalau kita segera bersiap dan memakan sarapan kita?” ujar sosok itu lagi dan harry potter hanya dapat mengangguk lalu berjalan menuju toilet.
.
.
.
bagai de-javu semua terulang seperti ketika mereka sedang makan malam.
“Hermione apa  yang terjadi?” Tanya harry
“aku tak tahu harry,rasanya sangat menyenangkan dan menenangkan saat melihatnya.” Jawab wanita itu dengan rona menjalar kearah pipi wanita tersebut.
“hollyshit! Aku sudah tebak bahwa kau jatuh cinta pada dra-fuck-co mal-shit-foy itu!” ujar ron yang mendapat tatapan tajam dari potter juga hermionie sendiri.
“jangan berkata sekasar itu ron” ucap harry dengan helaan nafasnya.
“aku emosi tahu!” dengus ron
“tenangkan dirimu ron” lerai potter saat kedua temannya itu mulai mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkannya satu sama lain,siap melempar kutukan terburuk.
“sial merlin! Bagaimana aku bisa tenang saat sahabatku jatuh cinta pada penguasa neraka seperti dia?!” kalut ron
“setidaknya kau diam dan biarkan dia bicara ron!” kesal potter
rasanya kesal juga pagimu hancur hanya karena temanmu memiliki rasa cinta seperti remaja pada umumnya. Well,semua akan berjalan lancar-lancar saja kalau sosok yang di sukai Hermionie bukan draco malfoy.
“kenapa sih harus dia? Apa kau terkena sebuah kutukan? Atau……. Kau meminum sebuah ramuan darinya ?” Tanya ron menyelidik
“…………”
“jawab aku !”
“hhhhhh” helaan nafas terdegar dari wanita berparas cantik yang memiliki rambut coklat bergelombang itu.
“dengar! Aku-“
“Hi potter”
“…….”
Dan semua yang berada disana terdiam dengan mulut terbuka seperti orang bodoh. Bahkan ayam goreng yang berada pada tangan ron terjatuh seketika mengetahui pemilik suara itu.
                                                                        .
                                                                        .
                                                                        .
TBC

Jumat, 19 September 2014

Gotta be you. namjin

no plagiat
no copas
follow : @idiotahhh

"Cinta pertama ku adalah kamu dan cinta terakhirku harus kamu. Aku di sini menunggu mu"
#BTSCAST
#NAMJIN
NAMJOON X SEOKJIN
Rate : T [maybe/?]
Nb : play '2ne1-Gotta be You' ^_^
.
.
Don't like don't read guys.
(sebenernya ini 2chapter /plok ;;-;; )
.
.
.
Jin terdiam menatap keluar melalui jendela yang memenjaranya. Teralis dingin di genggamnya. Memandang keluar dengan tatapan sedih.
Pepohonan bergoyang dan berbisik seolah mengasihani hidupnya. Awan membebaskan matahari,sehingga matahari mampu menerangi hamparan pohon dan mampu membawa pergi ke sejukkan hidup dari seorang seok jin.
Tak ada udara bahkan hujan yang mampu memadamkan dan memperbaiki kebahagiaan kim seok jin yang telah terbakar oleh api kebodohan ... atau cinta?
Mencintai seseorang terkadang membuatmu seperti berada di dalam sebuah penjara.
"Hyung" panggil seseorang dan jin hanya diam menanggapinya.
"Hyung. Berhenti melakukan hal bodoh" lanjutnya dan seokjin hanya terdiam.
"Dia tidak mencintaimu. Berhenti membuat dirimu terluka. Berhenti membuat dirimu semakin terluka hyung." Ujarnya lagi dan jin masih terdiam,namun sekarang dia sudah berbalik menatap lawan bicaranya.
"Hyung. Hubungan kalian terlihat seperti kau adalah boneka. Terlihat seperti kau tersakiti" jin tersenyum mendengar penuturan dari lawan bicaranya tersebut.
"Hyung. Dia tidak mencintaimu" jin masih setia tersenyum.
"Jungkook.. dia memang tak mencintaiku. Tapi, dia ... menginginkanku"
Lidah seokjin mendadak kelu saat mengucapkan perkataan itu,tersenyum sedih dan menyakitkan.
Bisakan pisau menunjukkan seberapa besar rasa sakit yang di rasakannya? Bisa kah?
"Berhenti mencoba tersenyum bodoh hyung. Kau akan semakin membuat dirimu jauh lebih terluka." Jungkook sang lawan bicara seokjin tadi mulai geram.
"Biarkan semua terbungkus rapih dengan kebahagiaan kookie,walau di dalamnya terdapat sebuah kepahitan yang sangat mendalam. Biarkan dia tidak membuka bungkus itu dan melihat atau bahkan merasakan kepahitan itu" ujar jin dan kembali menatap keluar.
"Kau bahagia hyung? Kau bahagia hidup dalam kebohongan?" Kaget jungkook.
Seokjin hanya tersenyum getir menatap pemandangan di hadapannya.
"Berhenti memperdulikannya hyung. Jauhi dia. Hiduplah-"
"Bahagia?"
Ucapan jungkook di putus oleh jin.
Mereka terdiam.
"Bagaimana aku bisa bahagia tanpa ada orang yang aku cintai kook?" Tanya jin heran.
"Apa kau bahagia hyung?" Balas jungkook dan jin hanya mengangguk ragu.
"Bahkan untuk menjawab hal mudah saja kau masih ragu untuk menyatakan kau BAHAGIA atau TERLUKA?" Penuh penekanan yang di berikan membuat jin terdiam.
Mengingat semua yang terjadi membuatnya hanya dapat tersenyum getir.
~ #FlashBack
Jam menunjukkan pukul 2pagi,seokjin tengah tertidur pulas di atas kasurnya.
Drrrtttt
Handphonenya bergetar menandakan telfon masuk.
Terganggu dan berakhir akan terpaksa mengangkat telfon itu. kim seok jin menatap layar handphonenya.
'Namjoon'
Segera dia angkat panggilan itu.
''Hyung''
"Ne?" Sahut jin setengah sadar.
''Kemarilah hyung''
"Untuk apa?" Jin mengusap matanya.
''Temani aku''
"Dia tidak menemanimu? Kenapa tidak dia saja?" Tanya seokjin sedikit miris.
''Aku menginginkanmu hyung''
"Baiklah aku akan kesana. 10 menit lagi aku sampai"
Jin bangun dari kasurnya dan dia hanya menggunakan sebuah baju tidur berwarna soft pink.
Mencuci muka dan Berganti baju,jin menggunakan sebuah kaos pink panjang dan celana pendek yang tertutupi oleh kaos miliknya yang menutupi hampir setengah pahanya.
Memakai sepatu adidas miliknya yang berwarna softpink-pink dan memeluk sebuah boneka beruang berwarna senada.
Jin keluar dari kamarnya dan menguncinya,lalu berjalan kesebuah kamar yang berada di sebrang kamarnya.
Melewati 2 kamar dan berdiri di kamar bernomor 409.
Mengetuknya perlahan dengan tetap memeluk teddy miliknya.
Tak lama Pintu terbuka dan menunjukkan sang pemilik kamar yang 10 menit yang lalu menelfonnya.
"Masuk hyung"
Jin hanya menangguk dan masuk ke dalam.
Melepas sepatunya dan masuk menuju sebuah ruangan.
"Hyung"
"Ne ?" Jin duduk di sebuah bangku dan menatap namjoon dengan tatapan menggemaskan.
"Aku menginginkanmu"
"Kemarilah"
Jin menaruh teddy miliknya menjauh saat namjoon mulai mendekatinya.
Namjoon duduk tepat di sebelah seokjin dan meraih pinggang seokjin lalu menuntun agar duduk di atas pangkuannya.
Jin duduk di atas pangkuan namjoon dan menghadap namjoon.
"Aku sangat lapar malam ini dan aku menginginkanmu hyung"
Detik berikutnya adalah bibir seokjin yang tengah di 'makan' oleh namjoon dan tangan namjoon yang tengah bermain di balik bajunya.
Jangan lupakan desahan juga erangan yang di keluarkan seokjin.
Namjoon menidurkan seokjin,sehingga seokjin berada di bawahnya. Mengangkat paha seokjin agar kakinya melingkar pada pinggangnya.
"Bercinta di atas sofa tak masalahkan hyung?" Tanya namjoon senduktif dan mulai membuka pakaian seokjin.
~ #FlashBackEnd
"Katakan hyung. Kau BAHAGIA atau TERLUKA?" Tanya jungkook untuk ke dua kalinya.
Tertarik kembali kedunia nyata,bahwa namjoon hanya ingin memilikinya.. tanpa cinta.
"Sudahlah kook. Aku tak apa" jawab jin dengan senyum lembutnya.
"Hyung.. dia akan pergi" taehyung tiba-tiba saja muncul di belakang jungkook.
"Dia ... akan menikah"
Jungkook dan seokjin membeku.
Semburan larva membunuh apapun yang berada di sekelilingnya. Senyuman mentari kini tak berarti.
Bahkan ombak yang akan melahap para perselancarpun kini surut.
Tuhan mencabut seluruh kebahagiannya karna kebodohannya.
"Dia akan menikah. Dengan-"
"Suga hyung?" Lanjut jungkook dan taehyung hanya dapat mengangguk.
Kali ini harus bertahan walau berlindung di balik duri yang bagaikan pisau bermata dua.
Dapat membunuhnya juga dapat melindunginya.
"Haruskah?" Lirih jin
"Hyung..." jungkook menatap jin prihatin.
"Kau harus hyung. Kau mencintainya bukan?" Ujar taehyung.
"Sudah ku bilang hyung. Kau takkan sanggup sampai akhir. Kalau namjoon hyung tak bisa melepas salah satu dari kalian,maka salah satu dari kalian yang harus melepaskan diri" lanjutnya.
"Baiklah.Aku akan mundur" Ujar jin sendu.
"Aku akan mengambil pekerjaanku di amerika"
Keheningan beberapa saat menciptakan alur kesedihan yang semakin menjadi.
"Hyung.. kau tak apa?" Tanya taehyung khawatir.
"Aku tak apa. Ah sebentar lagi namjoon pulang. Aku harus membuatkannya makan malam untuknya nanti." Jin keluar melewati kedua adiknya.
~ #Flashback
"Jin hyung, kau pernah merasakan jatuh cinta?" Tanya namjoon dan memeluk pinggang seokjin.
Mereka masih terbaring di atas kasur dengan selimut yang menutupi tubuh naked mereka.
"Tidak tahu. Kau?" Seokjin membiarkan namjoon memeluknya dan menariknya mendekat.
"Kurasa aku sedang jatuh cinta hyung. Kau tau suga? Kurasa aku jatuh cinta denganya"
.. DEG ..
Degub jantung seolah berhenti,ikut merespon sebuah rasa sakit yang menjalar di hati. Seokjin hanya mengangguk.
~ #FlashbackEnd
SeokJin membuka kulkas milik namjoon dan mulai memasakkan makanan untuknya.
Tak lama namjoon pulang dan mencium bau lezat dari masakkan milik seokjin.
"Aku pulang..
Hmmm ini lezat sekali. Aromanya sangat membuatku lapar. Hyung. Kau masak apa?"
Seokjin menatap namjoon yang berlari kearahnya.
"Berhenti bertindak seperti anak kecil" ujar jin dan menaruh semangkuk nasi di hadapan namjoon.
"Thanks hyung" namjoon menghiraukan ucapan jin dan mulai dengan lahap memakannya.
"Hyung" sapa namjoon saat mereka tengah duduk bersantai di depan televisi.
"Ne?" Sahut jin acuh.
"Kenapa kau lebih diam hari ini?" Tanya namjoon dan memeluk pinggang seokjin dari samping.
"Padahal aku ingin memberi tahumu kabar gembira" lanjut namjoon.
"Apa ?" Heran seokjin menatap namjoon.
"Aku akan segera menikah dengan suga beberapa minggu lagi" jawab namjoon cepat dengan senyumnya.
"Begitu ya.." jin hanya mampu tersenyum tipis.
"Aku akan pergi lusa" lanjut jin.
"Tunggu. Kau akan pergi kemana hyung?" Namjoon menatap seokjin serius.
"Amerika. Aku akan mengambil pekerjaanku di sana"
Hening...
~ #FlashBack
"Hyung. Kau akan mengambil penawaran dari ayahmu untuk bekerja di amerika?" Tanya namjoon yang tengah menyantap makan malamnya.
"Tidak." Jawab jin singkat dan melanjutkan acara makan malamnya.
"Kenapa hyung? Bukankah itu penawaran bagus?" Tanya namjoon lagi.
"Karna aku ingin di sini. Membuatkanmu makan. Menemanimu. Bermain Bersama jungkook,dan taehyung." Jawab jin dengan senyumnya membuat namjoon ikut tersenyum.
Bila ku katakan sebuah senyuman dapat membuat seseorang ikut tersenyum,apakah tangisan dapat membuat seseorang ikut menangis atau malah tersenyum?
~ #FlashBackEnd
"Kau.. sudah tak mau di sini hyung? Tak mau bersama ku? Membuatkanku makanan? Bermain bersama taehyung dan jungkook?" Tanya namjoon tak percaya. Jin terdiam.
"Kau.... tidak menyayangiku lagi hyung?" Namjoon menatap seokjin dalam.
"Jangan berucap konyol nam" jawab seokjin dan mengalihkan pandangannya.
"Lalu apa hyung? Katakan" kini suara namjoon menjadi dingin.
"Tak ada. Aku hanya ingin bekerja" jin menyenderkan tubuhnya pada sofa dan mencoba rilex.
"Kau berbohong hyung" geram namjoon.
"Aku memang berbohong. Berbohong atas segalanya." Lirih seokjin.
"Jujurlah hyung. Katakan kejujuranmu" namjoon kini menggunakan nada bicara yang sangat serius dan menatap seokjin tajam.
"Baiklah." Jin menegakkan tubuhnya kembali lalu menatap namjoon.
Menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
"Kejujuranku adalah... aku pernah merasakan cinta,aku pernah merasakan jatuh cinta. Dan itu ...... denganmu" jin tersenyum samar
"Kejujuranku adalah Aku ingin melupakanmu dan membiarkanmu dengan suga" Jin menatap namjoon dengan kesedihan di matanya.
"Kejujuranku adalah aku terlalu mencintaimu sehingga aku tak dapat melupakanmu dengan mudah jika aku masih berada di sekitarmu." Kali ini seokjin tersenyum namun dengan mata yang menangis.
"Kejujuranku adalah kau yang menyebabkanku lebih diam hari ini." Air mata menetes perlahan.
"Kejujuranku adalah aku ingin menghapusmu tapi aku selalu menggambarmu di dalam hatiku" Dan pada akhirnya Airmata mengalir deras dari pelupuk mata seokjin. Isak tangis mulai terdengar.
"Kejujuranku adalah Aku benci melihat diriku yang masih belum berakhir. Aku mencoba untuk melupakan tapi aku tidak bisa,setiap hari ini harus mendapatkan mu Dan kejujuranku adalah... setiap aku ingin menutup semua rapat rapat,rasa cintaku menghentikannya. Dan aku memutuskan untuk menjauh sejauh aku bisa" lanjut jin dan pergi meninggalkan namjoon yang tercengang.
"Kejujuranku adalah... aku terlalu bodoh untuk merasakan cintamu hyung. Mian".
.
.
Jin menyeret koper dan menggendong tas ransel miliknya di dalam sebuah bandara.
"Baiklah. Aku pergi dulu. Taehyung,jungkook. Jaga diri kalian baik baik dan ingat satu hal-"
"Makan makanan yang sehat,tidur teratur dan tidak lupa menghubungimu setiap dua hari sekali." Lanjut taehyung dan jungkook bersamaan.
"Yayaya hyung aku sudah hapal" malas taehyung.
"Kau sudah mengulang itu lebih dari 10 kali" dengus jungkook sementara seokjin hanya tertawa ringan.
"Baiklah. Sampai jumpa" jin melambaikan tangannya dan berbalik,bersiap akan menuju pesawatnya.
GRAP
"Hyung."
Seokjin berbalik dan menemukan namjoon di hadapannya tengah menahan lengannya.
"Nam-"
Ucapan jin terputus karna namjoon mencium bibirnya lembut. Seokjin dengan segera menjauh dari namjoon.
"Apa yang kau lakukan?" Kaget seokjin.
"Namjoon. Kalau kau terus seperti ini... sejauh apapun aku pergi,aku takkan dapat melepasmu" frustasi seokjin dan mengusap wajahnya gusar.
"Aku tahu ini sudah sangat terlambat hyung. Kejujuranku adalah... aku -"
"Apapun yang kau katakan... itu takkan mampu merubah apapun,namjoon" potong seokjin dan meninggalkan namjoon yang terdiam.
"Aku... mencintaimu dan aku telah membatalkan pernikahanku hyung" ujar namjoon lirih.
"Kejarlah dia hyung" jungkook dan taehyung tiba-tiba saja berada di belakang namjoon dan menepuk pundaknya memberikan semangat.
Namjoon segera mengejar seokjin dan menahannya kembali.
"Hyung dengar.. Aku terlalu takut untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku memutuskan untuk mencintai suga namun tetap tak bisa,terlebih saat kau berkata bahwa kau juga mencintaiku."
Jin terdiam dan menatap namjoon dalam.
"aku mencintaimu hyung,hanya kamu. kumohon percaya padaku." Namjoon balik menatapnya dengan tatapan tanpa keraguan dan kebohongan,hanya ada cinta dan kepastian di dalamnya.
~ #flash_back
Saat namjoon tengah membuat lagu di sebuah perpustakaan,tiba-tiba saja sosok namja manis datang menghampirinya.
"Namjoon hyung" panggilnya.
Namjoon mengangkat kepalanya dan menatap sosok itu.
"Hyung.. aku.. aku menyukaimu. Kau tahu itu. Tapi kenapa? Kenapa kau tak pernah melihatku?" Tanya sosok itu
"Aku...." namjoon terdiam dan tak dapat menjawabnya.
"Hyung. Aku mencintaimu. Kumohon lihatlah aku hyung. untuk kali ini saja.." sosok itu menitihkan airmatanya.
"Suga.. mian"
Dan sosok itu pergi meninggalkannya.
"Aku..... aku hanya mencintainya. Apa yang harus aku lakukan?"
~ #FlashBack_end
"Baiklah,Kalau begitu.. aku menunggumu di Amerika. Datanglah ketika kau sudah bukan seorang penakut lagi" jin tersenyum.
"Cintaku dimulai denganmu hyung dan berakhir harus denganmu" namjoon mencium bibir jin sekilas lalu tersenyum. Jin berbalik dan berjalan menjauh,namjoon melambai lalu berteriak.
"Suatu saat nanti aku akan datang dan langsung menikahimu hyung. Lihat saja"
Sementara jin menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik shall yang dia kenakan.
"Jangan katakan selamat tinggal hyung. Karna aku akan datang padamu suatu saat nanti. Aku berjanji padamu" lirih namjoon dengan senyumnya.
~2 Tahun Kemudian~
Seokjin masuk kedalam sebuah ruang kerja khusus miliknya,namun ruang kerja miliknya telah bertaburan kelopak mawar.
Mengikuti arah kelopak itu dan berhenti di sebuah pohon.
Tak lama sosok lelaki tampan dan gagah keluar dari balik pohon itu.
"Namjoon" lirih seokjin,tubuhnya membeku.
"Apa kabar princess? Kau masih mengingatku?" Tanya namjoon dan mengerlingkan sebelah matanya.
"Mana mungkin aku melupakanmu" seokjin menutup wajahnya dan terisak.
"Cinta pertama ku adalah kamu dan cinta terakhirku harus kamu. Aku di sini menunggu mu" isakkan itu semakin terdengar.
"Aku bukanlah seorang penakut lagi hyung,aku di sini untuk mu" namjoon memeluk seokjin erat.
"Kenapa sangat lama?" Tanya seokjin dan membalas pelukan namjoon.
"Aku berjuang untuk menjadi sukses agar nanti kau tidak di sibukkan dengan pekerjaan dan fokus mengurus anak-anak kita" jawab namjoon.
"Anak?" Heran seokjin
"Ya anak. Will u marry me?
Kau adalah sosok yang sangat aku cintai,aku tak mau kejadian waktu itu terulang. Aku tak mau kehilanganmu." Namjoon berlutut di hadapan seokjin dan mencium punggung tangan seokjin.
"Realitas tanpa mu begitu kejam" jawab seokjin.
"Jadi?" Namjoon menatap seokjin heran.
"Aku menerimamu" sebuah senyum tulus terpasang di bibir kedua pasangan yang baru saja menyelesaikan sebuah lukisan cinta antara mereka.
"Terimakasih hyung.. terimakasih"
Mereka saling berpelukkan. Meluapkan rasa rindu mereka sekaligus menyampaikan bahwa di antara mereka ada sebuah ikattan yang sangat kuat dan ikattan itu bernama cinta.
"Pertemuan kita adalah takdir" seokjin tersenyum bahagia.
"Semua yang kita lalui adalah sebuah cerita yang akan selamanya tercantum dalam buku cinta kita" namjoon melonggarkan pelukkan mereka dan mencium kening seokjin.
Hembusan angin mengibaskan lembaran kertas cinta. Menghamburkan kelopak mawar merah.
Tanah bertabur berlian,mengkilap dan berkilau. membuat siapapun menginginkannya.
Tersembunyi di balik sebuah batu dan berlindung padanya.
Jatuh dan bangkit.
Apapun itu... percayalah, cinta sejati akan terus berada di akhir cerita dan akan terus menopang,mengejar dan melindungimu apapun keadaannya.
.
.
.
The end.